
BPS Kabupaten Gresik Rilis Data Inflasi Maret 2025 dan Indikator Ekonomi Terkait
Gresik – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Gresik mencatat inflasi tahunan (year-on-year/y-on-y) sebesar 0,60% pada Maret 2025. Kenaikan inflasi ini tercermin dari naiknya Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,88 pada Maret 2024 menjadi 106,52 pada Maret 2025.
Inflasi tersebut dipicu oleh kenaikan harga pada sejumlah kelompok pengeluaran. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat inflasi tertinggi sebesar 1,35%. Kenaikan juga terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,00%, serta kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,77%.
Namun demikian, beberapa kelompok pengeluaran mengalami deflasi. Kelompok transportasi turun sebesar -0,65%, sedangkan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun sebesar -0,14%.
Kepala BPS Kabupaten Gresik, Ir. Indriya Purwaningsih, MT, menjelaskan bahwa inflasi tahunan ini mencerminkan kondisi ekonomi daerah yang relatif stabil, meskipun masih terdapat tekanan dari harga bahan makanan.
"Inflasi sebesar 0,60% secara tahunan menunjukkan bahwa daya beli masyarakat masih cukup terjaga. Namun, kami tetap mengimbau masyarakat untuk bijak dalam berbelanja, khususnya menjelang hari besar keagamaan yang biasanya mendorong peningkatan permintaan dan harga komoditas pangan," ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa BPS akan terus memantau perkembangan harga, terutama pada komoditas strategis yang berkontribusi besar terhadap inflasi daerah.
Selain inflasi tahunan, BPS juga melaporkan inflasi bulanan (month-to-month) pada Maret 2025 yang mencapai 0,49%, dengan IHK sebesar 106,30.
Inflasi bulanan ini dipengaruhi oleh kenaikan harga sejumlah komoditas pangan, seperti cabai merah, tomat, bawang merah, dan daging ayam ras.
BPS Gresik turut merilis data Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2025 yang mengalami penurunan sebesar 0,67% dibanding bulan sebelumnya. NTP tercatat sebesar 101,16, yang dipengaruhi oleh turunnya indeks harga yang diterima petani dan naiknya indeks harga yang dibayar petani. Subsektor tanaman pangan menjadi penyumbang utama penurunan NTP, terutama akibat penurunan harga gabah di pasaran.
Selain indikator lokal, BPS juga menyampaikan data kunjungan wisatawan mancanegara ke Jawa Timur pada Februari 2025. Melalui Bandara Internasional Juanda, tercatat sebanyak 15.902 kunjungan wisatawan, meningkat sebesar 20,13% dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan ini didominasi oleh wisatawan asal Malaysia, Tiongkok, dan Singapura, yang memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan sektor pariwisata regional.
BPS menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah daerah dan pihak terkait dalam menjaga kestabilan harga serta memastikan ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok guna menjaga laju inflasi tetap terkendali dalam jangka panjang. (Ysm)
0 Comments